Sponsor

Rabu, 08 Agustus 2012

Kasus Doping di Olimpiade

VISTA - Demi meraih kemenangan, banyak yang rela menghalalkan segala cara. Tak terkecuali dalam kompetisi Olimpiade. Banyak kasus atlet ketahuan menggunakan doping sehingga menang dan lahir sebagai juara.

Komite Internasional Olimpiade (International Olympic Committee) melansir daftar nama atlet yang positif menggunakan obat-obatan terlarang untuk membantu performanya dalam bertanding. Komite akhirnya kembali melucuti medali yang sudah terlanjur diberikan kepada para atlet tersebut.

Berdasarkan laporan sportsanddrugs.procon.org, sepanjang penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas kasus doping meningkat 0,49 persen dibandingkan Olimpiade Musim Dingin yang hanya 0,28 persen. Penyelenggaraan Olimpiade Athena 2004 merupakan yang paling banyak ditemukan laporan kasus doping.

Untuk cabang olah raga, angkat besi yang paling banyak terjerat kasus doping atau 28,4 persen dari total kasus. Sementara Austria merupakan negara asal atlet yang tersangkut kasus doping terbanyak atau 10 kasus, diikuti Yunani 9 kasus, dan Amerika Serikat 8 kasus. 

Pada Olimpiade Beijing 2008 ada sebanyak 4.770 tes doping dan dilaporkan sebanyak 20 kasus doping positif atau sebanyak 0,42%. Sementara Olimpiade Athena 2004 ada sebanyak 3.667 tes doping dan ditemukan 26 kasus doping atau 0,74%, serta olimpiade Los Angeles 1948 ada sebanyak 1.507 tes doping dan dilaporkan ada sebanyak 12 kasus doping atau 0,8%.

Sementara pada olimpiade musim dingin, kasus terbanyak ditemukan pada olimpiade di Turin, Italia 2006 dengan 7 kasus doping dari sebanyak 1.219 tes dan Olimpiade Salt Lake City, Amerika Serikat juga ditemukan 7 kasus doping dari 700 tes yang dilakukan. Kemudian olimpiade Vancouver, Canada 2010 ditemukan 3 kasus doping dari 2.149 tes yang dilakukan.

Berdasarkan cabang olahraga, kasus doping terbanyak ditemukan pada cabang olahraga angkat berat sebanyak 36 kasus, atletik 28 kasus, ski lintas alam 12 kasus, berkuda 8 kasus, hoki es dan gulat 6 kasus,  bersepeda 5 kasus, serta biathlon, pancalomba modern dan voli 3 kasus. Negara peserta olimpiade yang memiliki catatan kasus doping terbanyak diantaranya Austria dengan 10 kasus, Yunani dan Rusia 9 kasus, Amerika Serikat 8 kasus, Bulgaria dan Hungaria 7 kasus, Polandia dan Spanyol 5 kasus.


Beberapa kasus di antaranya :

1. Hans-Gunnar Liljenwall, Swedia (1968)


Atlet cabang olah raga pancaloba modern yang meraih medali perunggu pada Olimpiade Musim Panas 1968 di Mexico City ini didiskualifikasi akibat penggunaan alkohol. Liljenwall merupakan atlet pertama yang dikeluarkan pada Olimpiade akibat penggunaan obat-obatan, menyusul pengenalan regulasi anti-doping oleh Komite Olimpiade Internasional pada 1967.

Liljenwall dilaporkan meminum dua botol bir untuk menenangkan kegugupannya sebelum mengikuti pertandingan menembak di cabang dasalomba. Tim Swedia akhirnya harus mengembalikan medali perunggu yang mereka menangkan.

2. Rick Demont, Amerika Serikat (1972)


Pada penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas di Muenchen, Jerman pada 1972 tercatat ada 7 kasus positif penggunaan doping. Di antaranya adalah Rick Demont, atlet renang asal Amerika Serikat yang meraih medali emas dalam cabang olahraga renang gaya bebas 400 meter.

DeMont sebenarnya memiliki catatan prestasi mengagumkan. Pada 1973 dia menjadi orang pertama yang mampu berenang gaya bebas 400 meter dengan jarak tempuh hanya 3 menit 58 detik. Komite Olimpiade Internasional akhirnya melucuti medali emas yang diraihnya setelah positif menggunakan obat asma atau ephedrine. Akibat tes positif tersebut, dia juga kehilangan potensi meraih medali lainnya karena dia dilarang mengikuti perlombaan lain di Olimpiade.

3. Zbig Kaczmarek, Polandia dan Valentin Khristov, Bulgaria (1976)


Dari sebanyak 9 kasus positif doping di Olimpiade Montreal, Kanada pada 1976, dua kasus di antaranya adalah peraih medali emas, yang keduanya juga dicabang angkat berat. Yakni Zbigniew Kaczmarek, atlit asal Polandia untuk cabang angkat berat 67,5 kg dan Valentin Khristov, atlet asal Bulgaria pada cabang angkat berat 100 kg.

Keduanya dilaporkan positif mengonsumsi anabolic steroid, obat yang memiliki efek seperti testosteron dan dihidrotestosteron dalam tubuh. Obat ini meningkatkan sintesis protein dalam sel, yang mengakibatkan penumpukan jaringan sel, terutama di otot.

4. Mitko Grablev dan Angell Guenchev, Bulgaria dan Ben Johnson, Kanada (1988)


Tercatat sebanyak 10 kasus positif doping. Empat di antaranya oleh atlet yang meraih medali emas dan perak pada penyelenggaraan Olimpiade Seoul, Korea Selatan pada 1988. Tiga atlet yang positif menggunakan doping dan meraih medali emas adalah Mitko Grablev dan Angell Guenchev.

Keduanya asal Bulgaria dan sama-sama atlet angkat berat kelas 56 kg dan 67,5 Kg.

Sementara satunya lagi adalah atlet cabang atletik asal Kanada, Ben Johnson yang meraih medali emas untuk cabang atletik 100 meter. Grablev dan Guenchev dilaporkan positif mengonsumsi furosemide, obat tersebut biasa digunakan untuk obat gagal jantung. Obat ini juga digunakan kuda balapan guna mencegah keluarnya darah dari hidung selama pertandingan.

Sedangkan Johnson dilaporkan positif mengonsumsi stanozolol atau sintetis dari anabolic steroid.

5. Izabela Dragneva, Bulgaria dan Alexander Leipold, Jerman, serta Marion Jones, Amerika Serikat (2000)

Dari 12 kasus atlet yang dilaporkan positif menggunakan doping, lima di antaranya adalah atlet yang berhasil meraih medali emas pada penyelenggaraan olimpiade Sidney tahun 2000. Di antaranya Izabela Dragneva, atlit cabang angkat berat 48 kg asal Bulgaria. Dragneva dilaporkan positif mengonsumsi furosemide. Kemudian Alexander Leipold, atlit cabang gulat kelas 76 kg asal Jerman yang dilaporkan positif mengonsumsi nandrolone.

Paling fenomenal adalah Marion Jones, atlit cabang atletik asal Amerika Serikat yang berhasil memenangi 3 medali emas dan 2 medali perunggu, masing-masing untuk cabang lari 100 meter, 200 meter, 400 meter, dan lompat jauh. Jones dilaporkan positif mengonsumsi THG atau tetrahydrogestrinon merupakan anabolic steroid.

Marion Lois Jones atau dikenal Marion Jones-Thompson adalah perempuan kelahiran 12 Oktober 1975, seorang pemain bola basket dan atletik profesional. Dia memenangi lima medali pada Olimpiade Sydney, namun semua medalinya dibatalkan akibat dilaporkan positif mengonsumsi obat-obatan.

Saat pengakuan dan rasa bersalahnya, Jones adalah salah seorang paling terkenal yang terkait dengan skandal Balco, sebuah laboratorium yang berlokasi di pantai San Fransisco yang dikenal menyediakan anabolic steroid bagi atlet-atlet profesional.

Kasus doping yang terkait dengan Balco bahkan menyeret 20 nama atlet top termasuk mantan suami Jones, C.J Hunter, atlit menembak dan Tim Montgomery, pemecah rekor dunia lari cepat yang juga ayah dari anak pertama Jones.

6. Adrian Annus dan Róbert Fazekas, Hungaria (2004)


Pada penyelenggaraan Olimpiade Athena, Yunani pada 2004 dilaporkan sebanyak 27 kasus positif doping. Dari 8 kasus,  5 di antaranya oleh atlet yang berhasil meraih medali emas, 1 kasus peraih medali perak dan 1 kasus peraih medali perunggu. Peraih medali emas tersebut di antaranya Adrian Annus dan Robert Fazekas, keduanya merupakan atlet cabang atletik asal Hungaria dan berhasil memenangi medali emas.

Kasus doping Annus dan Fazekas menyeruak setelah skandal doping pada Olimpiade di Athena mengemuka ke publik. Insiden ini juga menyita perhatian publik. Akibatnya, selama beberapa bulan Annus menolak mengembalikan medalinya. Setelah Komite Olimpiade Internasional mengancam akan memberikan sanksi kepada Komite Olimpiade Hungaria, akhirnya dia bersedia mengembalikan medalinya.

7. Rashid Ramzi, Hungaria (2008)


Seperti penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas sebelumnya, pada pelaksanaan kompetisi Olimpiade Beijing, China, pada 2008 juga ditemukan 18 kasus positif doping. Sebanyak 5 kasus di antaranya oleh atlet peraih medali emas, perak dan perunggu.

Peraih medali emas yang dilaporkan positif menggunakan doping adalah Rashid Ramzi, atlet cabang atletik asal Bahrain yang berhasil meraih medali emas untuk jarak 1.500 meter. Ramzi dilaporkan positif mengonsumsi Cera (continuous erythropoietin receptor activator), sebuah obat generasi baru dalam kelas baru erythropoietic-stimulating agent (ESA). Cera mendorong stimulasi peningkatan eritropoietin reseptor dibandingkan dengan ESA lainnya.

Ramzi harus rela mengembalikan medali emasnya, akibat dilaporkan positif menggunakan doping.
Sumber : http://id.olahraga.yahoo.com
Read More >>

Lima Penyerang Tersubur Timnas Indonesia


Tim nasional Indonesia tak pernah kehabisan striker-striker andal dengan naluri mencetak gol tinggi. Berikut ini lima pencetak gol tersubur di tim nasional Indonesia maupun di klub: Bambang Pamungkas, Widodo C Putro, Kurniawan Dwi Yulianto, Ilham Jayakesuma dan Boas Solossa.

Di antara lima nama tersebut, beberapa di antaranya pernah menjadi top skor kompetisi sepak bola nasional sampai turnamen internasional di eranya.


Ilham Jayakusuma


Pemain kelahiran Palembang 19 September 1978 ini merupakan pencetak gol terbanyak pada ajang Piala Tiger 2004 dengan 7 gol. Bahkan pada kompetisi Ligina (Liga Indonesia) VIII pada 2002-2003, dia menjadi top skor dengan 26 gol saat bermain bersama Persita Tangerang. Begitu juga pada Ligina X, dengan koleksi 22 gol dia menjadi pencetak gol terbanyak.

Di tim nasional, Ilham tak kalah ganas. Dia juga menjadi salah satu bomber tersubur, dengan menyumbangkan 13 gol dari 18 kali tampil membela tim Merah-Putih sejak 2004 hingga 2007.


Bambang Pamungkas


Kapten Tim Persija Jakarta ini langsung menjadi top skor pada awal karir professional pertamanya, yaitu musim kompetisi musim kompetisi 1999/2000, dengan koleksi 24 gol. Setelah itu, pemain kelahiran Salatiga, Jawa Tengah ini langsung bergabung dengan klub divisi III Belanda, EHC Norad. Hanya empat bulan, kemudian kembali ke pangkuan Persija.

Bersama klub asal Jakarta, Bambang yang pernah jadi pemain di Selangor FC, Malaysia, telah mengoleksi 126 gol hingga kini.

Di Timnas, pemain yang terkenal dengan lompatan tingginya itu menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan top skor. Dari 77 penampilan yang masuk dalam jadwal FIFA, dia sudah mengoleksi 36 gol. Namun jika menyertakan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan klub dan Tim Nasional U-23), maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.


Widodo Cahyono Putro

Pemain tersubur di timnas Indonesia ini sekarang menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia U-22. Sebagai pemain, Widodo kerap mengharumkan nama Indonesia di ajang kejuaraan internasional. Publik sepak bola nasional tentunya masih ingat dengan gol spektakulernya dengan cara bersalto saat melawan Kuwait, yang kemudian dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia 1996.

Widodo membela timnas Indonesia sejak tahun 1991 dan pensiun pada 1999. Dia telah melesakkan si kulit bundar ke gawang lawan sebanyak 15 kali dalam 55 kali penampilanya.

“Alasan saya untuk pensiun dari tim nasional adalah ingin menghasilkan kesempatan kepada pemain lainnya agar mampu tampil bersama timnas,” ujarnya kepada Vista. “Saya juga tidak ingin terlalu memaksakan diri tetap bertahan di timnas," imbuhnya.


Boas Solossa

Kehadiran Boas Solossa di tim nasional, mengingatkan publik pada sosok Rocky Putiray, striker timnas di era 1990-an. Pemain berusia 25 tahun ini terkenal dengan
kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, visi penyerangan dan naluri dalam mencetak gol.

Bersama Persipura ia sudah menyumbangkan 97 gol serta dua juara liga Indonesia pada 2006 dan 2009. Sedangkan di timnas ia sudah mencetak 6 gol dari 23 kali kesempatannya, sejak mulai membela Tim Garuda dari tahun 2004 hingga sekarang.


Kurniawan Dwi Yulianto

Terakhir ada Kurniawan Dwi Yulianto, pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Pemain dengan panggilan "si kurus” adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah mencicipi bermain di Eropa selain Bepe.

Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss. Saat ini Kurniawan adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas Indonesia setelah Bambang Pamungkas, dengan 31 gol.
Read More >>

10 Pesepak Bola dengan Tendangan Terkencang

Tiga David tercatat sebagai pemain sepak bola dengan rekor tendangan paling keras. David Hirst adalah yang tercepat, disusul oleh David Beckham dan David Trezeguet. Inilah 10 pemain yang memiliki ‘tendangan petir’:


1. David Eric Hirst

Pemain kelahiran 7 Desember 1967 ini tercatat memiliki tendangan paling kencang. Saat bermain untuk Sheffield Wednesday pada 1996, Hirst mampu menghasilkan tendangan dengan kesepatan 183 km/jam. Tingkat kecepatannya hampir menyamai kecepatan maksimum kendaran roda empat.

2. David Beckham

Legenda klub Manchester United ini pernah melambungkan si kulit bundar dengan kecepatan 157 km/jam, saat klubnya berhadapan dengan Chelsea pada 22 Februari 1997. Itulah tendangan tercepat yang dimiliki oleh pemain yang saat ini berlaga di kompetisi Major League Soccer untuk klub Los Angeles Galaxy.

3. David Trezeguet

Striker tim nasional Prancis ini termasuk salah satu ujung tombak yang disegani. Trezegol, julukannya, juga terkenal dengan tendangan kerasnya. Rekor yang pernah dicatat adalah saat bermain untuk Monaco yang berhadapan dengan Manchester United pada 19 Maret 1998. Ketika itu, kecepatan tendangannya mencapai 155 km/jam.

4. Richie Humphreys

Catatan sejarah yang dimiliki oleh pemain Sheffield Wednesday ini adalah saat timnya bertanding melawan Aston Villa pada 17 Agustus 1996. Para pertandingan yang bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia itu, Humphreys melesakkan satu gol dengan kecepatan bola 154 km/jam.

5. Matthew Le Tissier


Pensiunan pemain Southampton tersebut mencatatkan sejarah tendangan terkerasnya, satu tahun setelah rekor Richie Humphreys. Ketika itu, 18 Januari 1997, klubnya berhadapan dengan Newcastle pada Liga Primer Inggris. Tendangan voli Le Tissier mempu menerobos gawang lawan dengan kecepatan bola 140 km/jam.

6. Alan Shearer


Mantan kapten Inggris ini dikenal sebagai legenda hidup Newcastle United. Dia memiliki tendangan bebas yang keras dan cenderung lurus ke arah gawang lawan. Apalagi ketika mengeksekusi tendangan penalti. Rekor tendangan terkerasnya adalah saat klubnya melawan Everton pada 1 Desember  2002. Kecepatan bola yang ditendangnya mencapai 138 km/jam.

7. Roberto Carlos


Pemain kidal asal Brasil ini mampu menghasilkan tendangan 137 km/jam, saat membela Brasil melawan Prancis pada 3 Juni 1997. Pria yang sekarang bermain untuk Anzhi Makhachkala di liga Rusia itu memiliki keistimewaan lain. Akurasi dalam tendangan bebas yang melengkung dan keras, sehingga sulit diantisipasi penjaga gawang.

8. Hugo Almeida

Hugo Almeida mencatatkan rekor tendangan tercepatnya pada 1 November 2005, saat klub yang dia bela, Porto berhadapan dengan Inter Milan. Dari jarak 32 meter, pemain berkebangsaan Portugal itu  mengirimkan bola berkecepatan 136 km/jam ke penjaga gawang lawannya, yang kemudian tidak dapat diantisipasi.

9. Tugay Kerimoğlu


Dia disebut sebagai legenda pesepak bola Turki. Rekornya dicatat saat pemain yang pensiun pada 2003 ini membela Blackburn Rovers berhadapan dengan Southampton pada 3 November 2001. Saat itu, pemain kelahiran 1970 ini mampu membuat bola yang ditendangnya melaju dengan kecepatan 135 km/jam.

10. Obafemi Martins


Tendangan keras Martins tercatat saat menjebol gawang Tottenham Spurs  pada pertandingan 14 Januari 2007. Saat itu, pemain asal Nigeria tersebut membela Newcastle United, yang akhirnya menang dengan skor 3-2. Pemain yang sekarang berkarir di Rubin Kazan, klub asal Rusia, sedang ditawar oleh West Brom, klub Inggris dengan status pemain pinjaman.

Sumber : Lihat disini

Read More >>

Atlet Iran Salimi Boyong Emas di Kelas Berat Super Angkat Besi

 
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lifter Iran, Behdad Salimikordasiabi berhasil meraih medali emas pada pertandingan kelas berat super angkat besi Olimpiade London, Selasa. Hal ini mengukuhkan Behdad sebagai atlet terkuat dalam pesta olahraga empat tahunan itu.

Atlet berusia 22 tahun yang dikenal dengan julukan "Salimi", melakukan angkatan total 455kg pada kelas di atas 105kg (+105kg), terdiri atas angkatan snath seberat 208kg dan angkatan clean and jerk seberat 247kg.
Angkatan itu membuatnya unggul enam kilogram dari peraih medali perak yang juga rekan senegaranya Sajjad Anoushiravani Hamlabad, yang bergabung bersama sang juara ketika melambaikan bendera Iran diiringi sorakan gembira para pendukung mereka.

Lifter dari Rusia Ruslan Albegov meraih medali perunggu dengan total angkatan 448kg.
Juara Olimpiade Beijing, Matthias Steiner yang juga diunggulkan tidak dapat menyelesaikan pertandingan setelah mengalami cedera di kepalanya terkena besi pegangan barbel, akibat tangannya tertekuk saat melakukan angkatan snatch 196kg.

Atlet Jerman itu meninggalkan arena pertandingan, mengangkat tangan dan mendapat sambutan hangat dari penonton.
Sumber :  http://id.olahraga.yahoo.com
Read More >>

Sponsor

Pengikut